
Beberapa contoh delusinasi:
- Seseorang yang mempercayai bahwa bumi adalah pusat tata surya, padahal
kenyataannya matahari adalah pusat tata surya.
- Seseorang yang tidak percaya bahwa bentuk bumi bulat dan menganggap
bahwa bumi datar sehingga di ujung cakrawala terdapat jurang.
- Seseorang yang mempercayai bahwa surga terletak di langit/awan dan
neraka di bawah bumi.
- Seseorang yang mempercayai adanya malaikat-malaikat yang melindungi
kehidupannya.
- Seseorang yang mempercayai bahwa dirinya adalah “titisan ilahi” yang
diutus ke dunia ini untuk membawa manusia bertobat.
- Seseorang yang mempercayai bahwa Tuhan telah berbicara kepadanya mengenai kapan tepatnya dunia akan kiamat.
Hal yang harus ditekankan dan diingat, delusi sama sekali tidak ada kaitannya dengan gangguan atau kerusakan jaringan syaraf otak yang dialami seseorang. Artinya, delusinasi sangat mungkin dialami oleh orang-orang yang tergolong sehat secara fisik dan memiliki pengetahuan serta tingkat akademis yang cukup tinggi. Namun, orang yang mengalami delusinasi sangat yakin jika keyakinan yang dimilikinya sebagai suatu kebenaran yang mutlak sehingga ia mengacuhkan bukti-bukti fisik yang ditunjang oleh saintifik walaupun bukti-bukti fisik itu mengajukan sesuatu yang berbeda dari keyakinannya.
Seorang yang mengalami delusinasi enggan mempertimbangkan berbagai hal yang berbeda dari keyakinannya terlebih menguji keyakinannya itu kemudian mengubahnya jika salah. Oleh karena itulah orang yang bersangkutan disebut (telah) mengalami delusinasi.