Darimanakah Cinta Itu Berasal ?
Jika Anda menanyakan darimana cinta itu
berasal tentu bisa dijawab dengan jawaban cinta itu berasal dari akdir
Tuhan. Jawaban tersebut memang benar tetapi tidak memuaskan. Secara ilmiah ini memang agak
membingungkan, akan tetapi ilmu pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah
jatuh cinta itu berasal dari hidung lalu turun ke hati. Loh !? Bukan
dari mata turun ke hati toh..!!?? Ya, memang begitulah adanya. Perasaan
cinta yang kita rasakan muncul karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah satu zat ini dinamakan feromon. Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya “pembawa” dan “mone” sensasi(feromon = pembawa sensasi).
Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang
berasaldari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh
kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit,
dankemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.
Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia
lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah “bau badan”. Hus
jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang
lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi
ciridirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti
“sidik jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat
berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan
manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap,
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa
feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan
dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan. Feromon pada manusia
merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi
melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO)
di dalam indra pencium.
Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak
bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang
menghasilkan respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa
ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai
pemicu dalam reaksireaksi kimia. Ketika dua orang berdekatan dan
bertatapan mata, maka feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang
paling sensitif yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai
kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi apa yang dinamakan dengan
cinta. (he2. tampaknya jadi terdengarkurang romantis ya..)
Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang setelah
dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya bersifat
sementara?(diambil dari kumpulan artike di laptopku)